Posts tagged ‘Rosella’

24 May 2011

Nice Picture Of Rosella

30 October 2010

Kerajaan Rosella

Classification:
Hibiscus sabdariffa L.

Kingdom

Plantae – Plants
Subkingdom Tracheobionta – Vascular plants
Superdivision Spermatophyta – Seed plants
Division Magnoliophyta – Flowering plants
Class Magnoliopsida – Dicotyledons
Subclass Dilleniidae
Order Malvales
Family Malvaceae – Mallow family
Genus Hibiscus L. – rosemallow
Species Hibiscus sabdariffa L. – roselle
13 October 2010

Rosella Vs Captopril : Hipertensi

MENURUT data dari National Heart, Lung and Blood Association, hampir sepertiga warga negara Amerika menderita hipertensi. Hipertensi terjadi seperti sebuah selang kecil tipis berisi terlalu banyak air yang menekan. Bila terus menerus menekan, selang akan bocor dan selang bisa jadi bakal pecah.

Hal yang sama juga bisa terjadi pada pembuluh darah. Tekanan yang begitu kerap atau intens bakal membahayakan organ-organ lain seperti ginjal, jantung menimbulkan masalah sehingga muncul stroke, kebutaan, dan lain-lainnya.

Untuk mengontrol hipertensi, dokter biasanya merekomendasikan perubahan gaya hidup—olahraga, rileksasi, menghidari asupan garam—ditambah pengobatan. Selanjutnya, teh hibiscus bisa jadi tambahan terapi.

Tampaknya hibiscus atau yang kerap kita kenal sebagai bunga sepatu mampu menurunkan tekanan darah. sama seperti obat penurun tekanan darah, bunga berwarna merah juga kuning ini dikatakan dapat membuka pembuluh darah lebih lebar, menurunkan kekentalan darah dan meningkatkan produksi urin sehingga dapat mengurangi volum darah.

Teh hibiscus dibuat dari bunga Hibiscus sabdariffa, kadang-kadang disebut Rosela atau Karkade. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Phytomedicine tahun 2004, para pasien minum setiap hari 10 gram bunga kering yang diseduh.

Hasilnya menunjukkan bahwa teh ini dapat mengontrol hipertensi jenis ringan maupun sedang seefektif Captopril, obat yang biasa digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gagal jantung.

Hibiscus juga dikatakan bekerja cepat. Journal of Ethnopharmacology melaporkan bahwa setelah 12 hari, 31 pasien yang mengonsumsi teh Hibiscus rata-rata mengalami penurunan tekanan darah hingga 11,2 persen untuk tekanan sistolik dan 10,7 persen untuk tekanan diastolik.

Normalnya, tekanan sistolik 120 dan diastolik 80, artinya teh hibiscus dapat menurunkan tekanan darah hingga kondisi normal selama kurang lebih tidak sampai dua minggu. Bagaimana para penderita hipertensi sebaiknya menggunakan herba ini?

Ellen Kamhi, Ph.D, RN dan kawan penulis dari The Natural Medicine Chest (Evans & Co.,2000) merekomendasikan agar memberitahukan penggunaan herba ini kepada dokter sementara Anda menggunakan obat atau meninggalkan obat ini sambil mengecek tekanan darah setiap hari.

“Rasio dan risiko penggunaan herba dalam hal ini tentu saja lebih aman dan lebih baik dibanding obat. Karena itu cobalah untuk menggunakannya,” ujar Ellen.

Sumber : Alternative Medicine

13 October 2010

Budidaya Tanaman Rosella

 

TANAMAN rosela dapat tumbuh pada tanah regosol, aluvial, dan latosol dengan tekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan pH 6–7. Tanaman ini akan berkembang optimal pada ketinggian 0–900 m di atas permukaan laut dan terbuka yang memiliki curah hujan cukup dengan musim kemarau nyata (klasifikasi B dan C menurut Schmidt Fergusson) dengan kelembapan 60–75%. Kebutuhan air pada tanaman muda cukup banyak, sedangkan pada tanaman dewasa yang berbunga kebutuhan airnya relatif sedikit.

Di lapangan tanaman rosela dapat ditumpangsarikan dengan tanaman pangan, tetapi umumnya rosela ditanam secara monokultur dengan jarak tanam 1 m x 1,2 m atau 1,5 m x 1,5 m tergantung tingkat kesuburan tanahnya. Semakin subur tanah tempat budi daya, semakin lebar jarak tanamnya. Dengan demikian, populasi tanaman yang dibudidayakan mencapai 4.445 hingga 8.334 tanaman per hektare.

Kebutuhan benih rosela untuk membuat satu hektare pertanaman lebih kurang sebanyak 400 gram. Pada lahan-lahan datar dan agak miring, tanaman rosela dapat ditanam bersama dengan tanaman padi ladang atau jagung. Tumpang sari ini dapat berlangsung selama satu periode tanam padi atau jagung karena pada umur 4 bulan tajuk tanaman rosela sudah rimbun dan mulai berbunga.

Tanaman rosela diperbanyak dengan menggunakan benih yang diperoleh dari tanaman yang berproduksi tinggi dan sehat. Benih diambil dari buah rosela yang sudah tua yang dicirikan dari kulit buah berwarna cokelat.

Buah yang sudah dipisahkan dari kelopaknya dijemur di bawah sinar matahari selama tiga hingga lima hari. Bila buah sudah kering, buah akan pecah dan biji-biji dalam buah akan keluar.

Benih tersebut dapat langsung ditanam di lapangan atau disemaikan terlebih dulu dalam polybag. Bila benih langsung ditanam di lapangan, dalam satu lubang ditanam 3 buah benih. Benih yang ditanam di polibag memerlukan waktu 5–6 minggu untuk dapat dipindahkan ke lapangan.

Penanaman bibit rosela diawali dengan pengaturan jarak tanam dan pembuatan lubang tanam. Tempat-tempat yang ditentukan untuk penanaman benih atau bibit digemburkan dengan menggunakan pacul.

Apabila memungkinkan pada tempat-tempat yang akan ditanami bibit tersebut diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 2 kg setiap lubang tanam. Pada penanaman dengan benih lubang tanam cukup dibuat dengan menggunakan tugal, sedangkan pada penanaman dengan bibit polibag, lubang tanam dibuat dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm dua minggu sebelum bibit ditanam.

Masa penanaman bibit yang baik adalah pada awal musim hujan. Apabila bibit sudah ditanam, tetapi pada saat berikutnya tidak turun hujan, perlu dilakukan penyiraman dan pengurangan jumlah daun hingga 2–3 helai untuk mengurangi proses transpirasi.

Penanaman bibit rosela di lapangan dilakukan dengan urutan pekerjaan sebagai berikut. Bibit rosela dalam polibag diletakkan dalam lubang tanam dengan permukaan tanah dalam polibag rata dengan tanah bagian atas, kemudian barisan polibag diluruskan dengan barisan tanaman yang lain. Alas atau dasar polibag diambil dengan cara mengiris horizontal melingkar dan sisi atau dinding polibag diiris kanan-kiri dengan arah vertikal.

Pengisian lubang tanam dengan tanah dilakukan secara berangsur-angsur sambil mengeluarkan polibag dari lubang tanam. Tanah di luar kolom polibag dipadatkan secara hati-hati, sedangkan tanah dalam kolom polibag tidak boleh pecah, diinjak atau dipadatkan, karena dapat merusak perakaran yang telah tumbuh.

Bibit yang telah ditanam diperiksa secara intensif selama sekurang-kurangnya satu bulan. Bibit yang mati, pertumbuhannya kerdil atau terserang penyakit akar segera disulam. Penyulaman tanaman dilakukan sebaiknya masih dalam musim hujan periode yang sama.

Guna menunjang pertumbuhan tanaman agar tidak roboh pada saat berbunga, setiap tanaman perlu ditunjang dengan bambu yang cukup kuat.

10 October 2010

Deposito Berjangka Rosella

KHASIAT LANGSUNG (DEPOSITO JANGKA PENDEK)

TEH CELUP ROSELLA HILWA ADALAH MINUMAN SUPLEMEN YANG MAMPU MENJAGA STAMINA DAN DAYA TAHAN TUBUH SEHARI HARI ANDA

KHASIAT TAK LANGSUNG (DEPOSITO JANGKA PANJANG)

BILA ANDA RUTIN MEMINUM TEH CELUP ROSELLA HILWA, KHASIAT LAIN JUGA AKAN DIPEROLEH SEBAGAI BERIKUT :

Meringankan dan Membantu Penyembuhan dari Penderita :

  1. KANKER,
  2. TEKANAN DARAH TINGGI/ HIPERTENSI,
  3. BATU GINJAL,
  4. BATUK,
  5. LEMAH SYAHWAT,
  6. LESU DAN KURANG DARAH
  7. DEMAM,
  8. TEKANAN PERASAAN,
  9. GUSI BERDARAH,
  10. GIGITAN SERANGGA,
  11. PENYAKIT KULIT,
  12. PENYAKIT HATI,
  13. OSTEOPOROSIS
  14. MENCEGAH INFEKSI (ANTIBAKTERI, ANTISEPTIC, & ANTIRADANG),
  15. MENGOBATI SARIAWAN (VITAMIN C),
  16. MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL DARAH,
  17. MIGREN,
  18. MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN OTAK ANAK KARENA KANDUNGAN OMEGA-3.
9 October 2010

Rosella Bagi Penderita Maag/Lambung dan Anak-anak

BAGI PENDERITA MAAG (LAMBUNG) – TERUTAMA AKUT

Rosela dalam bentuk teh celup sebenarnya selain praktis dalam mengkonsumsinya, telah membantu para penderita maag untuk memperoleh khasiat lain, selain beberapa pengalaman lain menyebutkan ternyata mampu membantu pengobatan penyakit maag itu sendiri.

Produk teh celup rosella yang berada di pasaran yang dikenal sebagai suplemen semakin banyak diminati. Produk Teh Celup Hilwa memberikan perbedaan dalam cara menikmati rosella meski berjenis teh celup. Hal yang diminati adalah penambahan gula ataupun produk sirup yang lebih nikmat dengan rasa manis dalam menikmati rosella. Dengan rasa manis rosella dapat diminum layaknya es teh manis, namun bedanya teh rosella membantu menjaga stamina dan daya tahan tubuh sementara rutinitas konsumsinya akan membantu pencegahan bahkan proses penyembuhan beberapa penyakit (menurut beberapa penelitian dan pengalaman pribadi).

Berdasarkan pengalaman konsumen bila masih terasa sakit lambungnya saat meminum teh rosella, hal yang terbaik sebenarnya dengan menambahkan pemanis alami yang rendah kalori atau ditambahkan madu. madu mampu mentralisir asam , namun khasiat dari rosela itu sendiri tidak hilang. jadi jangan takut mengkonsumsi rosela …

Kami mengeluarkan produk teh celup Hilwa yang berbeda dengan produk sejenisnya. Dengan memperhatikan kesehatan bagi para konsumen dan  agar dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, diharapkan produk teh celup rosella Hilwa bisa memberikan manfaat kepada sebanyak banyaknya penikmat rosella.

Produk Teh Celup Rosella Hilwa merupakan Teh Celup Rosella yang disajikan dalam kondisi seduh manis – non sugar dan varian rasa yang Pertama di Indonesia. Rasa manis seduhan teh rosella kami peroleh dari tanaman daun manis (stevia leaf) yang rendah kalori dan baik digunakan untuk para penderita diabetes. Sementara varian rasa mint, madu dan melati juga berasal dari bahan alami. Tersajinya produk ini adalah bentuk tanggungjawab kami selaku produsen yang memperhatikan efek nagatif adanya suplemen minuman di pasaran yang seringkali menggunakan pemanis buatan dan pengawet buatan.

Selamat menikmati inovasi UKM Ash sholihin yang didedikasikan hanya kepada konsumen yang mengerti pentingnya kesehatan bukan hanya pada kalangan menengah atas tapi juga kalangan bawah.

Pengalaman lain juga menye­butkan dapat digunakan untuk penyakit maag, tapi diminum satu jam sesudah makan.

BAGI ANAK ANAK

Untuk anak­ anak rosela cukup baik sebagai pereda batuk, cacingan, atau sulit buang air kecil dan besar dan disarankan rutin terutama bagi anak perempuan yang dari berbagai riset rentan terhadap penyakit tulang keropos (osteoporosis). biza juga dengan dibuat agar agar rozela.

Secara umum rosella dapat digu­nakan sebagai suplemen untuk menjaga stamina dan kesehatan [PREVENTIF] dan efek jangka panjang yang mampu membantu pengobatan penyakit

9 October 2010

Kafein Teh Berefek Samping : Ganti Minuman Anda Dengan Teh Rosella

Fakta yang terdapat dalam kandungan teh

Artikel di koran tempo terbitan 3 January 2007, pernah menulis kandungan teh yang ternyata banyak sekali khasiat dan manfaatnya. Selain kandungan polyphenol terdapat juga sejumlah vitamin B kompleks, C, E dan K. Berikut fakta lain soal teh seperti yang dijelaskan ole Dadan Rodiana, seorang peneliti teh dari Universitas Pasundan, Bandung:

1. Kandungan vitamin B2 teh kira-kira 10 kali lipat sereal dan sayuran.
2. Vitamin C-nya lebih tinggi daripada buah apel, tomat dan jeruk
3. Antioksidan dalam dua cangkir teh setara dengan kandungan antioksidan dalam 7 gelas jus jeruk atau 20 gelas jus apel.
4. Terdapat Catechin yang bersifat multifungsi sebagai anti radang, antipenggandaan sel, antiagregasi, menurunkan kadar kolesterol LDL, dan melebarkan pembuluh darah melalu pembentukan nitrit oksida.

Hanya memang di artikel tersebut tidak dijelaskan jenis teh apa yang dimaksud. Karena tentunya masing-masing jenis teh memiliki kandungan yang berbeda. Tetapi apapun tehnya,  jangan ragu lagi. Ayooooo minum teh.


Tapi perlu Anda tahu teh juga dapat memberi efek samping bagi kesehatan, karena teh memiliki kandungan kafein (theine) sangat tinggi kadarnya. Zat-zat stimulant yang terkandung dalam kafein ini dapat meninggalkan kerak pada dinding usus, sehingga dapat menghambat rantai produksi enzim-enzim dalam pencernaan. Batas aman untuk sehari mengkonsumsi teh adalah sebanyak 5 cangkir. Jika lebih dari 750 mg akan menyebabkan gangguan dalam proses regenerasi sel.

Cara apa untuk menyiasatinya?

Sekarang Anda telah tahu bahwa tidak semua zat-zat yang terdapat di dalam teh itu bagus untuk kesehatan.

Tetapi, teh yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti camomile, peppermint, lemon blossom, termasuk rosela tidak mengandung kafein sama sekali. Teh ini dapat dipilih untuk dikonsumsi sehari-hari.

Apabila teh yang berasal dari daun teh, maka hati-hati dapat mengandung kafein lebih dari 250 mg dalam 3 gelas nya. Tetapi apabila teh nya berasal dari herbal (dari campuran rempah-rempah dan tumbuh-tumbuhan), maka tidak ada kandungan kafeinnya (atau sedikit sekali). Jadi kuncinya adalah pilihlah teh yang mengandung kadar kafein sesedikit mungkin atau tidak mengandung kafein sama sekali.

read more »

27 August 2010

Rosella : Si Anak Hilang Kembali

Pada 1922, tanah tandus sepanjang lintasan kereta api Indramayu, Jawa Barat, telah lama menyimpan kekuatan panasea luar biasa. Heyne kerap memandangi tanah itu pada musim hujan, saat hamparan kelopak bunga merah rosela mekar. Tak ada yang tahu sirnanya si kerabat bunga sepatu itu.

Padahal, 244 tahun sebelumnya, M de L’Obel, botanis Belgia-Belanda telah menjumpainya sebagai tanaman hias rumah di Pulau Jawa.

Setelah berabad-abad berkelana di dunia luar lantaran tak dihiraukan, kini si anak hilang itu kembali dengan khasiat bermanfaat bagi umat manusia.

Budak Afrika Setelah bibitnya dibawa ke seluruh dunia oleh budak Afrika yang bekerja di Indonesia, rosela mulai ditumbuhkan di Jamaika pada 1707. rosela dimakan mentah sebagai salad. Di sini rosela disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya dicampur dengan irisan jahe dan gula, lalu dan ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu didihkan dan diamkan semalam.

Disajikannya dengan es dan tambahan rum. Jus itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur. Ternyata pohon yang pernah dilihat M de L’Obel di sebuah halaman rumah 344 tahun lalu, memiliki beragam khasiat dan kegunaan. Untunglah rosela kini kembali marak di Indonesia. Dengan begitu manfaat rosela yang dirasakan di Afrika juga bisa diperoleh di Indonesia.

http://www.trubus-online.com

Tags: ,
27 August 2010

Mencegah Tulang Keropos dan Penuaan Dini dengan Rosella

Tulang keropos (osteoporosis) dan penuaan dini merupakan momok yang menakutkan bagi hampir setiap orang dewasa ini. Tulang keropos dan penuaan dini dapat dipercepat prosesnya dikarenakan pola makan yang tidak sehat, kekurangan kalsium, merokok, gemar minum alkohol, jarang berolahraga, dan stres. Proses penuaan dini dimulai pada sekitar usia 25 tahun dan pada usia mendekati 40 tahun. Kalsium dan mineral lainnya di dalam tulang berkurang lebih cepat daripada seharusnya. Pada wanita menurunnya hormon estrogen menjadikan pengeroposan tulang menjadi lebih cepat.

Penuaan dini juga ditandai dengan kerusakan kulit, kulit tampak kusam dan berkerut serta muncul flek-flek hitam. Hal tersebut dikarenakan kurangnya vitamin C dalam menghadapi radikal bebas yang bisa merusak kulit. Untuk mencegah tulang keropos dan penuaan dini, kita perlu mengkonsumsi kalsium dan vitamin C dalam jumlah yang tepat. Tanaman herbal rosella (hibiscus sabdariffa linn) yang mulanya berasal dari Afrika & Timur Tengah, memiliki khasiat utama sebagai antioksidan pencegah pengapuran tulang, penuaan dini, memperlambat menopause, dan mengurangi dampak negatif nikotin. Herbal rosella banyak mengandung kalsium, vitamin C, D, B-1, B-2, magnesium, omega-3, beta- carotene, dan 18 asam amino essensial untuk tubuh diantaranya lysine dan agrinine. Tiap 100 gram kelopak rosella segar mengandung 260-280 miligram vitamin C, vitamin B1, dan B2. Kandungan vitamin C yang ada 3 kali lipat anggur hitam, 9 kali lipat dari jeruk sitrus, 10 kali lipat lebih besar dari buah belimbing.

Kelopak bunga rosella mengandung banyak antioksidan dan kaya akan nutrisi yang sangat berguna sebagai keseimbangan tubuh manusia. Senyawa antioksidan yang ada pada herbal rosella tea sangat berguna dalam menangkal radikal bebas, mencegah pengapuran tulang, penuaan dini, memperlambat menopause, memperlancar sistem sirkulasi, menguatkan pembuluh darah, dan mengurangi dampak negatif nikotin.

25 August 2010

Sejarah dan Manfaat Rosella

Pada 1922, tanah tandus sepanjang lintasan kereta api Indramayu, Jawa Barat, telah lama menyimpan kekuatan panasea luar biasa. Heyne kerap memandangi tanah itu pada musim hujan, saat hamparan kelopak bunga merah rosela mekar. Tak ada yang tahu sirnanya si kerabat bunga sepatu itu. Padahal, 244 tahun sebelumnya, M de L’Obel, botanis Belgia-Belanda telah menjumpainya sebagai tanaman hias rumah di Pulau Jawa. Setelah berabad-abad berkelana di dunia luar lantaran tak dihiraukan, kini si anak hilang itu kembali dengan khasiat bermanfaat bagi umat manusia.

Ir Didah Nurfarida MSi, periset Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor menemukan kandungan antioksidan pada teh kelopak merah pada 2006. Jumlahnya 1,7 mmmol/prolox, lebih tinggi dibanding kumis kucing yang antioksidannya teruji klinis meluruhkan batu ginjal. Jumlah a ntioksidan itu diperoleh dengan menggerus 3 kuntum rosela menjadi 1,5 g bubuk dan diberi air 200 ml. Hasilnya dimasukkan ke spektrofotometer. Alat itu menganalisis seluruh kandungan kimia berdasarkan panjang gelombang yang dibiaskan larutan.

Dengan adanya antioksidan, sel-sel radikal bebas yang merusak inti sel dapat dihilangkan, kata Didah. Itu sebabnya rosela memiliki efek antikanker. Yang paling berperan adalah antosianin. Antosianin pigmen tumbuhan berperan menjaga kerusakan sel akibat peyerapan sinar ultraviolet berlebih.

Antihipertensi Nun di Selandia Baru, John McIntosh meneliti kandungan antioksidan. Periset dari Institute of Food Nutrition and Human Health, Massey University, itu mengekstrak rosela dengan mengeringkan kelopak bunga pada suhu 50oC selama 36 jam. Tiga gram oseile rouge-sebutan rosela di Perancis-hasil pengeringan diencerkan dalam 300 ml air. Larutan itu dimasukkan ke tabung spektrofotometer. Hasilnya rosela mengandung 51% antosianin, sedangkan antioksidannya 24%.

Angka-angka itu kemudian digunakan Yun-Ching Chang dari Institute of Biochemistry and Biotechnology, Chung Shan Medical University, Taiwan. Periset itu menguji efektivitas antosianin rosela untuk penghambatan sel kanker darah atau leukemia. Ternyata, pigmen alami dari Hibiscus sabdariffa tak hanya menghambat pertumbuhan sel kanker HL-60, tetapi juga mematikannya. Dosis yang diberikan hanya 0-4 mg/ml rosela. Antosianin yang berpengaruh diberi nama delphinidin 3-sambubioside.

Riset-riset itu baru praklinis di laboratorium. Belum ada pembuktian efeknya langsung pada manusia. Namun, Zuraida merasakan langsung khasiat rosela menurunkan kadar darah tingginya yang diidap selama 15 tahun. Ibu 4 anak itu kerap pusing, mual, dan panas di kepala. Lantaran menganggapnya sakit kepala biasa, mantan guru Biologi SMA 13 Jakarta itu hanya mengkonsumsi obat-obatan warung. Namun, lama-kelamaan nyeri kepala semakin parah. Seperti dipukul palu, katanya. Jika sudah begitu, ia tak sanggup berjalan lantaran kehilangan keseimbangan.

Penderitaan itu dialami selama 1 tahun. Hingga pada 1990 ia berkonsultasi ke ahli medis. Hasil didiagnosis Zuraida mengidap hipertensi. Itu lantaran sejak pensiun pola makannya tak teratur. Maklum, sebagai keturunan etnis Minangkabau, makanan pedas, bersantan, dan berlemak tinggi selalu terhidang di meja. Selama 15 tahun wanita kelahiran 16 Desember 1944 itu bergantung pada obat kimia resep dokter.

Akhir Januari 2006, saat berkunjung ke sebuah pameran, Zuraida disodori teh hangat berwarna merah. Tanpa mengetahui khasiatnya, Zuraida rutin mengkonsumsi teh vinagreira-rosela dalam bahasa Portugis-karena berasa kecut menyegarkan. Setelah mengkonsumsi selama 1 bulan, nenek 3 cucu itu merasa lebih tenang lantaran kekakuan saraf dan ketegangan leher akibat hipertensi hilang. Merasa lebih bugar dan nyenyak tidur, Zuraida memeriksakan diri ke dokter. Tekanan darahnya turun 80 poin dari 200 mmHg menjadi 120 mmHg.

Teruji Khasiat kelopak zuring-sebutan rosela dalam bahasa Belanda-untuk hipertensi dibuktikan Abd Al-Aziz Sharaf dari Sudan Research Unit, Institute of African and Asian Studies. Seperti dikutip Planta Medical Journal pada 1962, kelopak rosela bersifat hipotensif-antihipertensi-dan antikejang pernapasan. Tiga puluh tujuh tahun kemudian, sifat antihipertensi itu diuji secara klinis oleh M. Haji Faraji dan A.H. Haji Tarkhani dari Shaheed Beheshti University of Medical Sciences and Health Services, Teheran, Iran. Sebanyak 54 pasien bertekanan darah tinggi di Tehran’s Shariati Hospital dihitung tekanan diastolik dan sistoliknya 15 hari sebelum dan sesudah pengujian.

Pasien diberi konsumsi secangkir teh seduhan 3 kuntum bunga rosela. Setelah 12 hari, nilai sistolik pasien rata-rata turun 11,2%, tekanan diastolik turun 10.7%. Namun, saat konsumsi rosela dihentikan 3 hari, tekanan sistolik meningkat 7,9%; diastolik 5,6%. Itu membuktikan rosela memang berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi.

Karena kandungannya banyak, maka faedahnya juga banyak, kata Dewani, herbalis di Lentengagung yang meracik rosela untuk pengidap asam urat, insomnia, hingga kolesterol.

Khasiat antikolesterol diteliti oleh Vilasinee Hirunpanicha, dari Department of Pharmacology, Faculty of Pharmacy, Mahidol University, Thailand. Periset itu menguji tikus berkolesterol tinggi. Selama 6 minggu, tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok itu masing-masing diberi 1.000 mg dan 500 mg rosela per kilogram bobot tubuh, dan air mineral. Hasilnya, serum kolesterol menurun 22% untuk ekstrak rosela 500 mg/kg dan 26% untuk 1.000 mg/kg bobot. Penurunan juga terjadi pada serum trigliserida sebanyak 33% dan 28% serta serum low density lipoprotein (LDL) level sebanyak 22% dan 32%.

Budak Afrika Setelah bibitnya dibawa ke seluruh dunia oleh budak Afrika yang bekerja di Indonesia, rosela mulai ditumbuhkan di Jamaika pada 1707. rosela dimakan mentah sebagai salad. Di sini rosela disuguhkan sebagai minuman tradisional saat natal. Caranya dicampur dengan irisan jahe dan gula, lalu dan ditaruh pada teko tembikar. Setelah itu didihkan dan diamkan semalam.

Disajikannya dengan es dan tambahan rum. Jus itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman anggur. Ternyata pohon yang pernah dilihat M de L’Obel di sebuah halaman rumah 344 tahun lalu, memiliki beragam khasiat dan kegunaan. Untunglah rosela kini kembali marak di Indonesia. Dengan begitu manfaat rosela yang dirasakan di Afrika juga bisa diperoleh di Indonesia.